Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Nazar, Sumber 'Gempa' Demokrat
Sunday, 29 January 2012 07:31
JAKARTA-Direktur Indo Barometer M. Qodari menunjuk bahwa M.Nazaruddin adalah pusat episentrum gempa politik yang sedang melanda Partai Demokrat. M. Qodari menyatakan hal tersebut mengomentari pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie yang menyebut kalau partainya sedang dilanda tsunami politik. "Frekuensi pemberitaan Partai Demokrat di media massa melebihi partai lain. Rata-rata tone pemberitaannya negatif menjadi blunder Demokrat. Nah, Nazaruddin dalam konteks ini sebagai pusat tsunami-nya," kata Qodari dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (28/1). Menurut dia, sejak mantan wakil bendahara umum PD itu ditetapkan sebagai tersangka, dia dengan lihainya selalu menyisakan drama yang menarik untuk dijadikan bahan pemberitaan.
"Dia (Nazaruddin) ke luar negeri seperti film action. Ini cerita yang terus menerus bisa ditulis media masa dan ini berat sekali bagi Demokrat," ujar Qodari mencontohkan. Qodari memastikan, walaupun Nazaruddin sebagai pusat gempa karena menjadi sumber pemicu permasalahan internal Demokrat, namun dampaknya komitmen partai pemenang Pemilu 2009 itu terhadap pemberantasan korupsi jadi diragukan masyarakat. "Jadi selain Nazaruddin, Andi Mallarangeng, atau Anas Urbaningrum terindikasi korupsi. Namun institusional Partai Demokrat itu sendiri yang terjepit masalah korupsi. Publik hanya tahu kalau banyak tokoh Demokrat terkait korupsi. Kesimpulannya Partai Demokrat tetap korupsi. Ditambah lagi banyak tokoh-tokoh dalam iklan antikorupsi partai itu yang sekarang diduga korupsi, termasuk Andi dan Anas," urainya.
Dia menyimpulkan seluruh persoalan yang mendera PD saat ini bisa diselesaikan bila ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan langsung menyelesaikannya. Sedangkan Wakil Ketua MPR Hajrianto Tohari mengimbau agar semua pihak janganlah berbahagia atas badai yang sedang melanda Partai Demokrat. "Sangat tidak etis mengumbar pernyataan-pernyataan yang justru memperuncing suasana internal PD, apalagi ikut melibatkan diri menyudutkan salah satu faksi dalam PD," ujarnya. Mestinya, kata dia, parpol lain membantu menciptakan suasana kondusif bagi PD untuk menghadapi persoalan yang diakibatkan kasus hukum yang sedang membelit salah seorang mantan pengurusnya," urai ketua DPP Partai Golkar ini. Dua juga mengingatkan agar politisi non PD agar berhati-hati dan jangan sombong karena apa yang dialami PD dapat pula dialami parpol lain. "Toh potensi untuk terjadinya hal yang sama ada juga di parpol lain. Kalau terjadi sesuatu yang fatal pada PD maka niscaya akan berdampak besar pada sistem kepartaian di negeri ini. Karena kalau keberadaan salah satu parpol terganggu akan berakibat buruk pada sistem itu sendiri," pungkasnya
http://www.indopos.co.id/index.php/a...-demokrat.html
![[imagetag]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX2SkXYcG6mJt9gSG8H2npzoglUKgFwkNP3Iq45PNBfTXqAzKAjNve2pld-HUVsHAUuUTUIcRdtnjLEILTMeHfEK-O41OhJj4g6Y2fDoYeo4pLf1Rt0qVLfygVdmOrhLPvrjFN17Mm28U/s1600/nazaruddin.jpg)
KISRUH PARTAI DEMOKRAT
"Perang Saudara" Kian Sengit
Jumat, 27 Januari 2012
JAKARTA (Suara Karya): Badai makin menderu di tubuh Partai Demokrat. "Perang saudara" tak terhindarkan lagi. Meski implisit dan tak langsung, antarpihak di internal Partai Demokrat kian sengit saling serang dengan kata-kata. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Syarif Hasan mengungkapkan, hasil lain rapat Dewan Pembina Partai Demokrat di Cikeas, beberapa hari lalu, adalah pembersihan partai dan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertindak cepat dalam menangani kasus korupsi M Nazaruddin dan kawan-kawan. Di pihak lain, kubu Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum bereaksi. Bahkan Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Sutan Bhatoegana, menyebut mereka yang di belakang Nazaruddin sebagai "ikan koi" alias kelompok orang penyebar isu tak benar. Anas sendiri mulai bersikap keras dan meminta semua pihak berhenti menabur fitnah.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengakui, antarpimpinan KPK terlibat perdebatan sengit dan alot seputar penentuan dan pengambilan sikap terhadap kasus wisma atlet. Namun Abraham tidak memerinci komposisi pimpinan yang berbeda pendapat itu. Menurut berita yang beredar, antarpimpinan KPK terlibat pertengkaran seru menyangkut penangkapan dua orang elite sebuah partai yang selama ini kerap disebut dalam sidang Nazaruddin terlibat kasus suap Wisma Atlet SEA Games 2011. Abraham, menurut kabar itu, sudah siap mengeluarkan surat penangkapan terhadap kedua tokoh itu. Namun pimpinan lain tak bersedia menandatangani surat itu. Ketika dikonfimasi pers, Abraham menampik kabar itu. Dia menyebutkan bahwa kabar tersebut cuma asumsi. Namun dia sempat menyatakan, kalaupun terjadi perdebatan saat memutuskan kasus, itu tidak lantas berarti pimpinan KPK pecah. "Tapi kami tetap solid, kompak. Kami, pimpinan, bukan lagi seperti sahabat; tapi sudah seperti saudara, seperti perangko," katanya bertamsil.
Dalam kesempatan terpisah, Syarif Hasan menyatakan, semangat pertemuan Dewan Pembina Partai Demokrat di Cikeas, beberapa hari lalu, adalah pembersihan partai. Kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Kamis, dia menekankan, penyelamatan Partai Demokrat sangat berkait dengan kemajuan kasus Nazaruddin di KPK. Karena itu, menurut Syarif, mereka yang jelas terlibat kasus Nazaruddin niscaya dibersihkan dari partai. "Tunggu saja dulu KPK. Pokoknya kita tunggu KPK. Makin cepat makin bagus," kata Syarif.
Kemajuan penanganan kasus Nazaruddin di KPK berkaitan langsung dengan citra Partai Demokrat, ujarnya pula, karena Nazaruddin terus menuding-nuding sejumlah elite partai "bermain" bersamanya. "Kita perlu kejelasan KPK sendiri. Kalau bisa, hari ini atau besok klarifikasi bahwa Anas dan kader Demokrat bersih," ujar Syarif. Sementara itu, Sutan Bhatoegana kembali menuding seterunya itu dengan memakai analogi nama-nama ikan. Dia menyebut Nazaruddin selalu menebar kepalsuan, sehingga dia ibaratkan ikan koi. "Ikan koi alias kelompok orang penebar isu tak benar," katanya.
Menurut Sutan, Partai Demokrat tak lagi memikirkan apa yang terjadi dengan Nazaruddin. Partai Demokrat, katanya, menyerahkan penuh penyelesaian kasus tersebut kepada KPK. Sutan juga membantah ihwal uang Nazaruddin masuk ke arena Kongres Partai Demokrat. "Keuangan kami kan diaudit publik setiap tahun dan hasilnya clear," katanya. Anas Urbaningrum sendiri mulai bicara keras soal isu pelengseran dirinya dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat. Seakan hendak membungkam lawan-lawannya, Anas menegaskan bahwa Ketum Partai Demokrat hanya seorang, yakni dirinya.
Berbicara kepada pers di sela panen udang di Indramayu, Jabar, Kamis, Anas menjelaskan, semua kabar soal pelengseran dirinya itu hanya rumor. Menurut dia, Dewan Pembina di Cikeas tidak membahas ihwal penggantian ketua umum. "Itu pasti cerita di luar. Di dalam, Partai Demokrat kompak, solid, sehat, dan waras cara berpikirnya," ujar Anas. Dia juga menyebut berbagai isu yang beredar dan menyudutkannya sebagai fitnah. "Lebih baik menebar udang daripada menebar isu dan fitnah," kata Anas. Ketika ditanya siapa yang dimaksud sebagai penebar fitnah, Anas tak menjawabnya. "Lebih baik tebar senyuman," katanya.
Sementara itu, fungsionaris DPP Partai Demokrat Nurul Qomar mengatakan, meski baru saja "diguncang badai" kader partai berlambang bintang Mercy itu tetap solid. Dan, dipastikan tidak akan ada pelengseran Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagaimana dispekulasikan banyak pihak.
Kepastian itu, kata Qomar, bisa dilihat dari sikap SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang selalu menekankan kerukunan dan kesantunan dalam berpolitik. "Saya kira, spekulasi bahwa Pak Anas akan dilengserkan adalah spekulasi yang kurang beralasan. Sebab, ketua dewan pembina kami, yakni Pak SBY, selalu menekankan kepada para kader Partai Demokrat agar tetap solid dan menjaga kekompakan internal partai," kata Qomar kepada Suara Karya di gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/1).
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=295985
--------------
Kelemahan elit Demokrat, tak mampu mengendalikan 'mulut' Nazaruddin yang terus membuat statment yang menghantam internal Demokrat. Tak dihentikannya dengan segera ocehan Nazar si pembual itu, bahkan terkesan sebagian elit demokrat memanfaatkan nyanyian Nazaruddin itu untuk menghantam dan membunuh rekan separtainya yang menjadi saingan dalam politik kekuasaan di partai paling berkuasa itu. Ketika publik disuguhi ocehan Nazaruddin, yang entah betul atau dusta itu, kesan jelek dan korup pun akhirnya ditudingkan masyarakat ke partai ini. Citra Demokrat dan elitnya pun ikut hancur. Kalau ini terus terjadi, pasca 2014 kelak, partai milik SBY ini tak akan bedanya dengan partai gurem lainnya, seperti PKB atau PBB ... :D
Sunday, 29 January 2012 07:31
JAKARTA-Direktur Indo Barometer M. Qodari menunjuk bahwa M.Nazaruddin adalah pusat episentrum gempa politik yang sedang melanda Partai Demokrat. M. Qodari menyatakan hal tersebut mengomentari pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie yang menyebut kalau partainya sedang dilanda tsunami politik. "Frekuensi pemberitaan Partai Demokrat di media massa melebihi partai lain. Rata-rata tone pemberitaannya negatif menjadi blunder Demokrat. Nah, Nazaruddin dalam konteks ini sebagai pusat tsunami-nya," kata Qodari dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (28/1). Menurut dia, sejak mantan wakil bendahara umum PD itu ditetapkan sebagai tersangka, dia dengan lihainya selalu menyisakan drama yang menarik untuk dijadikan bahan pemberitaan.
"Dia (Nazaruddin) ke luar negeri seperti film action. Ini cerita yang terus menerus bisa ditulis media masa dan ini berat sekali bagi Demokrat," ujar Qodari mencontohkan. Qodari memastikan, walaupun Nazaruddin sebagai pusat gempa karena menjadi sumber pemicu permasalahan internal Demokrat, namun dampaknya komitmen partai pemenang Pemilu 2009 itu terhadap pemberantasan korupsi jadi diragukan masyarakat. "Jadi selain Nazaruddin, Andi Mallarangeng, atau Anas Urbaningrum terindikasi korupsi. Namun institusional Partai Demokrat itu sendiri yang terjepit masalah korupsi. Publik hanya tahu kalau banyak tokoh Demokrat terkait korupsi. Kesimpulannya Partai Demokrat tetap korupsi. Ditambah lagi banyak tokoh-tokoh dalam iklan antikorupsi partai itu yang sekarang diduga korupsi, termasuk Andi dan Anas," urainya.
Dia menyimpulkan seluruh persoalan yang mendera PD saat ini bisa diselesaikan bila ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan langsung menyelesaikannya. Sedangkan Wakil Ketua MPR Hajrianto Tohari mengimbau agar semua pihak janganlah berbahagia atas badai yang sedang melanda Partai Demokrat. "Sangat tidak etis mengumbar pernyataan-pernyataan yang justru memperuncing suasana internal PD, apalagi ikut melibatkan diri menyudutkan salah satu faksi dalam PD," ujarnya. Mestinya, kata dia, parpol lain membantu menciptakan suasana kondusif bagi PD untuk menghadapi persoalan yang diakibatkan kasus hukum yang sedang membelit salah seorang mantan pengurusnya," urai ketua DPP Partai Golkar ini. Dua juga mengingatkan agar politisi non PD agar berhati-hati dan jangan sombong karena apa yang dialami PD dapat pula dialami parpol lain. "Toh potensi untuk terjadinya hal yang sama ada juga di parpol lain. Kalau terjadi sesuatu yang fatal pada PD maka niscaya akan berdampak besar pada sistem kepartaian di negeri ini. Karena kalau keberadaan salah satu parpol terganggu akan berakibat buruk pada sistem itu sendiri," pungkasnya
http://www.indopos.co.id/index.php/a...-demokrat.html
![[imagetag]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX2SkXYcG6mJt9gSG8H2npzoglUKgFwkNP3Iq45PNBfTXqAzKAjNve2pld-HUVsHAUuUTUIcRdtnjLEILTMeHfEK-O41OhJj4g6Y2fDoYeo4pLf1Rt0qVLfygVdmOrhLPvrjFN17Mm28U/s1600/nazaruddin.jpg)
KISRUH PARTAI DEMOKRAT
"Perang Saudara" Kian Sengit
Jumat, 27 Januari 2012
JAKARTA (Suara Karya): Badai makin menderu di tubuh Partai Demokrat. "Perang saudara" tak terhindarkan lagi. Meski implisit dan tak langsung, antarpihak di internal Partai Demokrat kian sengit saling serang dengan kata-kata. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Syarif Hasan mengungkapkan, hasil lain rapat Dewan Pembina Partai Demokrat di Cikeas, beberapa hari lalu, adalah pembersihan partai dan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertindak cepat dalam menangani kasus korupsi M Nazaruddin dan kawan-kawan. Di pihak lain, kubu Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum bereaksi. Bahkan Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Sutan Bhatoegana, menyebut mereka yang di belakang Nazaruddin sebagai "ikan koi" alias kelompok orang penyebar isu tak benar. Anas sendiri mulai bersikap keras dan meminta semua pihak berhenti menabur fitnah.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengakui, antarpimpinan KPK terlibat perdebatan sengit dan alot seputar penentuan dan pengambilan sikap terhadap kasus wisma atlet. Namun Abraham tidak memerinci komposisi pimpinan yang berbeda pendapat itu. Menurut berita yang beredar, antarpimpinan KPK terlibat pertengkaran seru menyangkut penangkapan dua orang elite sebuah partai yang selama ini kerap disebut dalam sidang Nazaruddin terlibat kasus suap Wisma Atlet SEA Games 2011. Abraham, menurut kabar itu, sudah siap mengeluarkan surat penangkapan terhadap kedua tokoh itu. Namun pimpinan lain tak bersedia menandatangani surat itu. Ketika dikonfimasi pers, Abraham menampik kabar itu. Dia menyebutkan bahwa kabar tersebut cuma asumsi. Namun dia sempat menyatakan, kalaupun terjadi perdebatan saat memutuskan kasus, itu tidak lantas berarti pimpinan KPK pecah. "Tapi kami tetap solid, kompak. Kami, pimpinan, bukan lagi seperti sahabat; tapi sudah seperti saudara, seperti perangko," katanya bertamsil.
Dalam kesempatan terpisah, Syarif Hasan menyatakan, semangat pertemuan Dewan Pembina Partai Demokrat di Cikeas, beberapa hari lalu, adalah pembersihan partai. Kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Kamis, dia menekankan, penyelamatan Partai Demokrat sangat berkait dengan kemajuan kasus Nazaruddin di KPK. Karena itu, menurut Syarif, mereka yang jelas terlibat kasus Nazaruddin niscaya dibersihkan dari partai. "Tunggu saja dulu KPK. Pokoknya kita tunggu KPK. Makin cepat makin bagus," kata Syarif.
Kemajuan penanganan kasus Nazaruddin di KPK berkaitan langsung dengan citra Partai Demokrat, ujarnya pula, karena Nazaruddin terus menuding-nuding sejumlah elite partai "bermain" bersamanya. "Kita perlu kejelasan KPK sendiri. Kalau bisa, hari ini atau besok klarifikasi bahwa Anas dan kader Demokrat bersih," ujar Syarif. Sementara itu, Sutan Bhatoegana kembali menuding seterunya itu dengan memakai analogi nama-nama ikan. Dia menyebut Nazaruddin selalu menebar kepalsuan, sehingga dia ibaratkan ikan koi. "Ikan koi alias kelompok orang penebar isu tak benar," katanya.
Menurut Sutan, Partai Demokrat tak lagi memikirkan apa yang terjadi dengan Nazaruddin. Partai Demokrat, katanya, menyerahkan penuh penyelesaian kasus tersebut kepada KPK. Sutan juga membantah ihwal uang Nazaruddin masuk ke arena Kongres Partai Demokrat. "Keuangan kami kan diaudit publik setiap tahun dan hasilnya clear," katanya. Anas Urbaningrum sendiri mulai bicara keras soal isu pelengseran dirinya dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat. Seakan hendak membungkam lawan-lawannya, Anas menegaskan bahwa Ketum Partai Demokrat hanya seorang, yakni dirinya.
Berbicara kepada pers di sela panen udang di Indramayu, Jabar, Kamis, Anas menjelaskan, semua kabar soal pelengseran dirinya itu hanya rumor. Menurut dia, Dewan Pembina di Cikeas tidak membahas ihwal penggantian ketua umum. "Itu pasti cerita di luar. Di dalam, Partai Demokrat kompak, solid, sehat, dan waras cara berpikirnya," ujar Anas. Dia juga menyebut berbagai isu yang beredar dan menyudutkannya sebagai fitnah. "Lebih baik menebar udang daripada menebar isu dan fitnah," kata Anas. Ketika ditanya siapa yang dimaksud sebagai penebar fitnah, Anas tak menjawabnya. "Lebih baik tebar senyuman," katanya.
Sementara itu, fungsionaris DPP Partai Demokrat Nurul Qomar mengatakan, meski baru saja "diguncang badai" kader partai berlambang bintang Mercy itu tetap solid. Dan, dipastikan tidak akan ada pelengseran Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagaimana dispekulasikan banyak pihak.
Kepastian itu, kata Qomar, bisa dilihat dari sikap SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang selalu menekankan kerukunan dan kesantunan dalam berpolitik. "Saya kira, spekulasi bahwa Pak Anas akan dilengserkan adalah spekulasi yang kurang beralasan. Sebab, ketua dewan pembina kami, yakni Pak SBY, selalu menekankan kepada para kader Partai Demokrat agar tetap solid dan menjaga kekompakan internal partai," kata Qomar kepada Suara Karya di gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/1).
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=295985
--------------
Kelemahan elit Demokrat, tak mampu mengendalikan 'mulut' Nazaruddin yang terus membuat statment yang menghantam internal Demokrat. Tak dihentikannya dengan segera ocehan Nazar si pembual itu, bahkan terkesan sebagian elit demokrat memanfaatkan nyanyian Nazaruddin itu untuk menghantam dan membunuh rekan separtainya yang menjadi saingan dalam politik kekuasaan di partai paling berkuasa itu. Ketika publik disuguhi ocehan Nazaruddin, yang entah betul atau dusta itu, kesan jelek dan korup pun akhirnya ditudingkan masyarakat ke partai ini. Citra Demokrat dan elitnya pun ikut hancur. Kalau ini terus terjadi, pasca 2014 kelak, partai milik SBY ini tak akan bedanya dengan partai gurem lainnya, seperti PKB atau PBB ... :D
xiaoyushop 01 Feb, 2012
Admin 01 Feb, 2012
-
Source: http://situs-berita-terbaru.blogspot.com/2012/02/gara2-seorang-nazaruddin-partai.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar